Kamis, 01 Juni 2017

  • Pulau Landu



    Pulau Landu
    Daerah otonom dari Nusak (Kerajaan) Thie

    Pulau Landu adalah sebuah pulau kecil, berpenghuni, terletak di sebelah selatan barat daya dari Pulau Rote, juga letaknya paling selatan dari kepulauan Nusantara. Pulau ini merupakan sebuah desa, masuk wilayah Kecamatan Rote Barat Daya - Kabupaten Rote Ndao – Propinsi NTT. Penduduk asli Kecamatan Rote Barat Daya adalah sebuah komunitas yang disebut orang “Thie”. Mereka adalah salah satu subetnis dari 19 subetnis yang terdapat di Kabupaten Rote Ndao. Subetnis Thie atau orang Thie, adalah turunan dari seorang moyang, yang bernama Ti Mau. Ti Mau bersaudara antara lain dengan Rote Mau, Savu Mau, dan Belu Mau. Ayah mereka bernama Mau Ndole. Mereka dilahirkan di sekitar Gunung Lakaan (Belu).
    Kemudian anak-anak Mau Ndole berpisah dan bertualang. Mula-mula Ti Mau tinggal di kaki sebuah gunung, yang kemudian gunung itu disebut “Ti Mau” (di Amfoang). Kemudian, dari Gunung Ti Mau, Ti Mau bersama keluarganya hijrah ke Pulau Rote, lalu tinggal di Karafao (Landu Leko). Sesudah itu mereka berpindah lagi ke bahagian barat Rote, lalu tinggal di sebuah pulau kecil, yang Ti Mau beri nama pulau itu, “Landu”, sesuai dengan nama Nusak Landu, yang pernah mereka tinggal.
    Setelah turunan Ti Mau bertambah banyak mereka tinggalkan Pulau Landu, lalu mereka ke Rote Daratan, yang di kala itu Pulau Rote disebut Dae Henda. Daerah (wilayah) yang didududki turunan Ti Mau, yaitu bahagian barat daya Rote dan Pulau Landu, kemudian dikenal dengan nama “Nusak Thie”, yang kini menjadi Kecamatan Rote Barat Daya.
    Waktu turunan Ti Mau hijrah ke Dae Henda, seorang moyang, turunan Ti Mau, tetap tinggal di Pulau Landu. Moyang itu bernama BUSA TOLA. Turunan moyang itu terorganisir dalam suatu komunitas dan merupakan sebuah klen, disebut LEO LANDU.
    Sesuai sensus penduduk serta pertanian untuk subetnis Thie yang dilakukan oleh raja Thie (Salmun J. N. Messakh) pada tahun 1910, jumlah jiwa klen LANDU 32 orang, terdiri dari 14 KK (Kepala Keluarga) dan pembayar pajak yang terbesar  adalah Ndu Moi, yaitu : f 2,50/2,50 gulden). Pada saat itu Kepala Suku dari Klen Landu, bernama Langga Tola.
    Selanjutnya sesuai sensus penduduk (sensus pribadi) yang saya lakukan untuk subetnis Thie pada tahun 2005, khusus  untuk LEO LANDU, jumlah jiwanya sebanyak 77 orang, terdiri dari 20 kepala keluarga (KK). Selain dari penduduk asli (Orang Landu), kini di Pulau ini terdapat pula beberapa leo/klen lainnya dari masyarakat Thie. Perkembangan populasi suku ini sangat kecil, 95 tahun kemudian, dari 32 jiwa menjadi 77 jiwa. 
    Pada masa pemerintahan Raja Thie, SAKU NARA (1565-1600), ia (SAKU NARA) membuat peraturan (hukum adat) sebagai berikut :
    1. Memberi otonomi kepada turunan Ti Mau yang tinggal di Pulau Landu.[Dalam bahasa Rote : Fesara koladu aon sira nusan (harfiah : kasih mereka atur sendiri negeri mereka)].
    2. Membagi turunan Ti Mau yang berada di Dae Henda (Rote Daratan) menjadi dua suku besar (moite), dengan nama : SABARAI dan TARATU.
    3.  Setiap kelompok suku (SABARAI dan TARATU), mencari jodoh dari luar kelompok suku (eksogami), begitupun halnya dengan  klen LANDU.
    4.  Pelanggaran terhadap pembatasan jodoh, dinggap sebagai perbuatan inces (disebut “telutae”), dan dikenakan sanksi sebesar seekor kebau betina, disebut “tati telutae”.
    Dalam perjalanan selanjutnya, moyang suku SABARAI berkembang menjadi 13 ranting (keturunan) dan suku TARATU menjadi 12 ranting (keturunan). Pada masa pemeritahan raja Thie, Besi Alu Pa (1771-1783), ke-25 ranting dari suku SABARAI dan TARATU itu ditetapkan menjadi 25 suku kecil, sehingga dalam kelompok SABARAI terdapat 13 suku/klen dan dalam kelompok TARATU terdapat 12 suku/klen. Dengan demikian, sampai dengan masa pemerintahan raja Besi Alu Pa, di Nusak/Kerajaan Thie terdapat 26 suku/klen, termasuk suku/klen LANDU.
    Sebagaimana telah saya katakan di atas bahwa Pulau Landu diberi status otonomi oleh raja Thie SAKU NARA. Memang masa itu masyarakat Thie belum mengenal istilah ‘otonomi’, sehingga tidak dinyatakan dalam bahasa teknis yang modern, namun demikian, dengan menentukan atau memberi hak kepada mereka (Pulau Landu) dengan kata : “fesara koladu aon sira nusan” (berikan mereka untuk atur negeri mereka sendiri), dalam pengertian sekarang berarti “otonomi”.
    Ternyata orang Rote pun pada masa jahiliah, mereka sudah punya ide-ide yang inovatif dan cemerlang. Selain dari SAKU NARA, inovator-inovator yang lain, antaranya FOE MBURA (raja Thie), dan LAKAMOLA BULAN (raja Bilba). Ide/pemikiran mereka sudah melampaui zaman mereka, melampaui ruang dan waktu.
    Di batas selatan Negara RI, selain dari Pulau Ndana dan Pulau Landu, terdapat pula sebuah pulau, disebut Nusa Manuk. Letaknya berdekatan dengan Pulau Landu (sejajar). Dahulu pulau ini (Nusa Manuk) kosong, tetapi pada permulaan tahun 2000, mulai didiami manusia. Penduduknya adalah orang-orang dari subetnis Thie; kini sekitar 38 KK dengan jumlah jiwa 200 orang. Kini Pulau Landu dan Pulau Nusa Manuk merupakan sebuah “desa” dari Kecamatan Rote Barat Daya dan disebut Desa Landu. Kedua pulau ini, adalah pulau-pulau yang “berpenghuni” yang letaknya paling selatan dari Kepulauan Nusantara. Jumlah penduduk Desa Landu, baik yang terdiri dari klen/leo Landu sendiri, maupun dari klen dan/atau subetnis yang lainnya, sekitar 1.000 orang.
    Selama ini sebagian besar penduduk dari kedua pulau ini belum pernah mengikuti upacara/ perayaan HUT Kemerdekaan RI. Agar mereka merasakan dan menyadari bahwa mereka pun adalah bagian dari Negara Kesatuan RI sehingga tidak merasa dimarginalkan, maka pada hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-71, Bupati Rote Ndao (Drs. L. Haning) mengadakan upacara kemerdekaan di Pulau Landu. Tampaknya rakyat Landu dan Nusa Manuk sangat senang mengikuti upacara itu. 
    Mata pencaharian penduduk kedua pulau itu, hanyalah berupa nelayan dan petani rumput laut. Betapa senangnya mereka, jika pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, juga memperhatikan kebutuhan hidup mereka yang lainnya. 

  • Copyright @ 2013 Kultural Rote Ndao.

    Powered by Google +